Sabtu, 04 September 2010

Fenomena Menjelang Lebaran

Sudah menjadi rahasia umum, selama ramadhan selain orang-orang heboh itikaf mengejar pahala disepuluh hari terakhir namun lebih banyak lagi yang heboh ber itikaf di mall-mall atau pasar tradisional lainnya.
Beberapa waktu lalu, saya sengaja mampir ke  Salah satu Mall sekedar untuk mengecek keadaan ATM sepulangnya dari Bekerja di daerah Jl.Riau-pekanbaru Belum lagi sampai di depan Mall Saya sudah dicegat kemacetan kira-kira satu kilometer membuat puasa yang tahun ini diterjang dengan panas menyengat semakin terasa saja.
Ternyata setibanya di dalam mall pun tidak jauh berbeda keadaanya. Sepanjang mata memandang kepala orang saja yang terlihat dari jilbab putih, merah, kuning, biru sampai yang tidak berjilbabpun semuanya ada. AC yang sejatinya dingin, namun tak urung kalah juga melawan lepasan karbon dioksida manusia-manusia yang sedang menyemuti lorong-lorong setiap lantai mall.
Keadaan tersebut diperparah dengan beberapa pedagang yang dengan seenaknya mendisplay dagangannya melebihi luas area tokonya membuats emakin susah saja untuk mencapai tujuan saya.
Apa yang membuat orang-orang berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan adalah tidak lepas dari tradisi yang sekitar kita yang telah berlangsung lama walau baru sekarang-sekarang ini saja nuansa lebaran sama dengan komsumtif begitu terasa sejak Pekanabru di kepung oleh pusat perbelanjaan. Ternyata tidak hanya di Pekanbaru, warga luar Pekanbarupun tak mau kalah memanfaatkan kesempatan ramadhan ini dengan berbelanja semuanya ikut ber tawaf mengelilingi pusat perbelanjaan di kotanya.
Ibarat lingkaran ular di atas pagar Tunjangan Hari Raya (THR) dan kejelian pedagang melihat kesempatan pegawai-pegawai berkantong lebih tebal dari bulan-bulan biasanya menjadi penyebabnya. Ditambah lagi kebiasaan muslim Indonesia yang identik hari raya lebaran dengan baju baru...sepatu baru (ada lagunya kan itu).
Lingkaran ular yang membuat para pedagang tersenyum lebar tidak hanya pedagang kelas hipermart atau giant namun bahkan pedagang dadakan yang hanya muncul ketika bulan puasa. Perputaran uang yang pada bulan puasa bisa mencapai 100% tentunnya banyak membuat banyak orang tergiur untuk mencuba peruntungannya di sana. Bahkan Bank Indonesia juga telah mempersiapkan tambahan persediaan uang dua kali lipat dibandingkan hari-hari biasa. Ini dikarenakan perputaran uang pada hari-hari menjelang dan saat lebaran memang meningkat tajam.
Sepertinya saat ramadhan begini semua orang latah ingin membeli barang-barang yang sebenarnya tidak perlu dibeli sekarang dari sepatu baru sampai mobil baru dari baju baru sampai....rumah baru semua atas nama diskon ramadhan. Mengapa tidak memang, lihat saja iklan-iklan di media massa baik cetak maupun elektronik semua dalam rangka ramadhan memberikan diskon yang luar biasa.
Entah dengan anda, namun untuk saya siang sebelumnya menjadi bahan pembicaraan yang tak habis-habis sampai malam. Kami begitu takjub dengan antusias warga Pekanabru dan sekitarnya memadati mall (mungkin juga mall-mall lain di dekatnya) dan juga tentu saja...timbul perasaan miris.  
Walau entah mirisnya ada dimana, karena tak urung kami tergoda juga untuk bertanya dan mencoba menawar-nawar sofa dan spring bed yang diskon sampai setengah harga.
...aaaah lebaran sebentar lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar